Rabu, 13 Februari 2013

Sang Pemimpin Remora

Sang Pemimpin Remora

Duduk termenung dimalam hari sambil memandangi bintang dan berharap akankah ada seorang pemimpin yang tulus dan berani melindungi hati. Malam terus berlarut harapan-harapan indan itu muncul seketika ada bintang jatuh. Sambil memejamkan mata dan hati berharap “remora ingin mempunyai sang pemimpin yang tulus untuk hati dan melindungi dirinya”. Lelah dari semua aktivitas namu, ada pengobat lelah dari hidup ini.
Pagi hari yang cerah remora terbangun dari tidur, dengan terik sinar matahari yang tersenyum hati remora bergembira. Semua ini karena paus, yang hanya bisa membuat hati remora bangkit kembali seperti yang dulu. Perhatian, kasih sayang yang paus berikan pada remora begitu tulus. Paus yang dulunya begitu cuek bahkan playboy, namun sekarang paus tak seperti yang dulu. Paus semenjak menyadari kesalahannya ia tak mau berbuat menyakiti hati remora. Ketika paus seperti itu remora hanya bisa bertahan dan bersabar dalam segala hal.
Siang hari ketika paus bertemu dengan remora. Keceriaan remora tertampak seperti bunga yang sedang mekar setiap saat. Bagi remora paus ialah seorang yang berarti dalam hidup remora. Tanpa paus pun remora tak memperdulikan kesehatannya. Remora hanya ingin sang pemimpin seperti paus harus kuat ketika menghadapi remora yang jatuh sakit untuk dikemudian hari. Bagi remora pemimpin itu harus bisa kuat menjalani ujian hidup dalam segala hal, tak lain harus dapat memimpin keluarga yang berisikan iman dan taqwa. Remora hanya ingin dikasihi hingga mendoakan remora di alam lain yaitu kematian.
Sesaat diwaktu paus dan remora sedang bertengkar. Suasana pun begitu memanas remora yang hanya bisa menangis dan terus menangis bahkan tak bisa berbicara, remora berbicara dengan menggunakan hati. Begitu juga dengan paus yang berbicara menggunakan logika tanpa menggunakan hati. Tak munafik jika paus begitu baik terhadap remora. Namun, manusia juga bisa merasakan lelah. Tetapi, hati remora tak pernah lelah dikala sedang tersakiti. Setiap paus berucap remora hanya ingin paus tak mengulangi perkataan-perkataan yang seharusnya tidak diberikan pada remora. Remora hanya ingin dikala sudah berumah tangga perkataan, pertengkaran tersebut tidak akan pernah terjadi.
 Dihari itupun juga paus dan remora berbaikan dan berjanji tak ingin bertengkar. “dalam kehidupan ini jalan itu tidak selamanya lurus, namun kita harus mengikuti jalan tersebut sesuai arah seperti tikungan, jalan berbatu, bahkan jalan berlubang. Seperti jalan cinta ini tidak selamanya lurus”. Namun, jalan cinta tersebut akan lurus bila dihadapi dengan kesabaran dan keteguhan hati.

                                                                             By : Desyi Nuraini

1 komentar:

Unknown on 13 Februari 2013 pukul 19.40 mengatakan...

yha lah bagus kan <=)

Posting Komentar

Beranda
 

History Pink Love Copyright © 2013 Shopping Bag is Designed by Ipietoon Provided By Free Website Templates | Freethemes4all.com

Free Website templatesFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates