Duduk
termenung dimalam hari sambil memandangi bintang dan berharap akankah ada
seorang pemimpin yang tulus dan berani melindungi hati. Malam terus berlarut
harapan-harapan indan itu muncul seketika ada bintang jatuh. Sambil memejamkan
mata dan hati berharap “remora ingin mempunyai sang pemimpin yang tulus untuk
hati dan melindungi dirinya”. Lelah dari semua aktivitas namu, ada pengobat lelah
dari hidup ini.
Pagi hari
yang cerah remora terbangun dari tidur, dengan terik sinar matahari yang
tersenyum hati remora bergembira. Semua ini karena paus, yang hanya bisa
membuat hati remora bangkit kembali seperti yang dulu. Perhatian, kasih sayang
yang paus berikan pada remora begitu tulus. Paus yang dulunya begitu cuek
bahkan playboy, namun sekarang paus tak seperti yang dulu. Paus semenjak
menyadari kesalahannya ia tak mau berbuat menyakiti hati remora. Ketika paus seperti
itu remora hanya bisa bertahan dan bersabar dalam segala hal.
Siang hari
ketika paus bertemu dengan remora. Keceriaan remora tertampak seperti bunga
yang sedang mekar setiap saat. Bagi remora paus ialah seorang yang berarti
dalam hidup remora. Tanpa paus pun remora tak memperdulikan kesehatannya. Remora
hanya ingin sang pemimpin seperti paus harus kuat ketika menghadapi remora yang
jatuh sakit untuk dikemudian hari. Bagi remora pemimpin itu harus bisa kuat
menjalani ujian hidup dalam segala hal, tak lain harus dapat memimpin keluarga
yang berisikan iman dan taqwa. Remora hanya ingin dikasihi hingga mendoakan
remora di alam lain yaitu kematian.
Sesaat
diwaktu paus dan remora sedang bertengkar. Suasana pun begitu memanas remora
yang hanya bisa menangis dan terus menangis bahkan tak bisa berbicara, remora berbicara dengan menggunakan hati. Begitu juga dengan paus yang berbicara
menggunakan logika tanpa menggunakan hati. Tak munafik jika paus begitu baik
terhadap remora. Namun, manusia juga bisa merasakan lelah. Tetapi, hati remora
tak pernah lelah dikala sedang tersakiti. Setiap paus berucap remora hanya
ingin paus tak mengulangi perkataan-perkataan yang seharusnya tidak diberikan
pada remora. Remora hanya ingin dikala sudah berumah tangga perkataan,
pertengkaran tersebut tidak akan pernah terjadi.
Dihari itupun juga paus dan remora berbaikan
dan berjanji tak ingin bertengkar. “dalam kehidupan ini jalan itu tidak
selamanya lurus, namun kita harus mengikuti jalan tersebut sesuai arah seperti
tikungan, jalan berbatu, bahkan jalan berlubang. Seperti jalan cinta ini tidak
selamanya lurus”. Namun, jalan cinta tersebut akan lurus bila dihadapi dengan
kesabaran dan keteguhan hati.
By : Desyi Nuraini
1 komentar:
yha lah bagus kan <=)
Posting Komentar